Header Ads

Jawa Tengah diterjang Banjir saat Program Jateng di Rumah saja.

Jawa Tengah diterjang Banjir saat Program Jateng di Rumah saja.

Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa tenga mengusung program Jateng di Rumah saja demi menekan angka kenaikan kasus positif Covid-19. Banjir terjadi sejak Sabtu 6 februari 2021.

Banjir menerjang sejumlah daerah di Jawa Tengah. Ganjar Pranowo, menghimbau agar semua pihak siaga satu di musim hujan terutama dalam sepekan ini. Ia mengatakan beberapa daerah  ada pengungsi akibat banjir yang melanda antara lain Pekalongan, Kudus, dan Semarang. Ia juga mengingatkan pandemi Covid-19 menjadi pertimbangan dalam mempersiapkan lokasi pengungsian.

Dari laporan BMKG banjir terjadi karena curah hujan yag ekstrem. Penanganan banjir dengan pompa contohnya di Semarang juga diminta dimaksimalkan atau di tambah. Ganjar juga menjelaskan soal dampak cuaca di perjalanan kereta api maupun bandara yang terganggu.

Hal ini sontak menyedot perhatian public hingga akhirnya trending di media social. Netizen beramai-ramai mengunggah meme di Twitter dengan mengaitkan masalah banjir dengan program yang diususng Ganjar Pranowo. Kabar banjir di jawa tengah bahkan menjadi trending di Twitter berdampingan dengan tagar #2HariJatengHeningCipta. Dengan menyematkan kata semarang, beberapa netizen mengirimkan doa ke Semarang agar baik-baik saja.




Banjir di Semarang menggenangi Stasiun Tawang setinggi kira-kira 20 cm sejak sabtu 6 Februari 2021 mengakibatkan rel tidak bisa dilintasi kereta api. Lukman menjelaskan bahwa jadwal keberangkatan kereta api baik dari Jakarta maupun dari Surabaya tidak ada perubahan yang signifikan, yang berubah hanyalah waktu kedatangannya. Ia juga memaparkan karena harus lewat jalur selatan yaiatu Gampingan, Solo, dan Yogyakarta, akibatknya ada penambahan waktu perjalanan 2 jam baik dari Jakarta menuju Surabaya atapun sebaliknya.

Ganjar Pranowo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik banjir di Semarang, Minggu (7/2/2021). Sejumlah titik lokasi dikunjunginya, anatara lain rumah pompa Mberok Kota Lama. Drainase di jalan Ronggolawe dan Stasiun Tawang Semarang. Ganjar menemukan tidak otimalnya pompa yang ada. Dari tiga pompa yang terpasang, hanya satu yang dihidupkan.

Ganjar pun langsung menanyakan alasan kenapa dua pompa lain tidak dihidupkan. Dari jawaban petugas, ternyata pompa itu tidak dihidupkan karena alesan administrative. "itu belum dinyalakan karena ada masalah administrative pak, pekerjaannya belum diserahkan," kata petugas. Ganjar pun langsung mengatakan tidak boleh ada hal administrative yang menghambat penanganan banjir. Apalagi, pihaknya menegaskan kondisi saat ini sedng darurat.

Ia langsung meminta dua pompa lain dihidupkan. Ia bahkan mengajak petugas untuk masuk ke rumah pompa dan menyalakan mesin. Namun, karena dikunci, ia akhirnya Ganjar mengurungkan niatnya. "tapi saya minta hri ini dihidupkan. Saya minta nomor teleponnya nanti saya cek harus sudah hidup," ujarnya.

Menurutnya konsisi darurat harus dilakuakan tindakan cepat. Meski pekerjaan belum diserahkan ke Pemkot Semarang, namun pompa di kawasan Mberok Kota Lama itu harus berfungsi optimal. "saya minta dihidupkan, meskiun belum diserahkan tapi hati ini kondisi darurat, jadi harus dihidupkan. Soalnya ini vital, dari tiga pompa yang ada, yang hidup hanya satu," katanya.

Pihaknya menegaskan tidak boleh ada alasan administrasi itu menghambat. Saya minta tiga-tiganya digenjot dan mudah-mudahan hari ini tidak hujan lebta sehingga genangan bisa disedot," ujarnya.

Apalagi di kawasan Kota Lama terdapat pusat transportais public yakni Stasiun tawang yang juga terendam. Maka selain mengoptimalkan pompa Mberok. Ganjar juga meminta pihak PT KAI untuk mencari penyebab genangan di stasiun tawang, jika diperlukan gambaran maka gambar bangunan dibaca untuk memahami kondisi stasiun tersebut. "Jadi harus dicari penyebab genangan, kalau memang ada kebocoran drainase, maka harus dibenahi secepatnya. Sebab kondisi curah hujan di Semarang ini cukup ekstem, dan diperkirakan BMKG kondisi ini bisa seminggu," katanya. Sementara itu, Kepala UPTD Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah Dua DPU Kota Semarang, Yoyok Wiratmoko membenarkan bahwa alasan tidak dihidupkannya semua pompa di lokasi itu karena memang belum diserahkan.

"Itu yang mengerjakan adalah Kementerian PUPR, dan belum diserahkan ke Pemkot Semarang. Jadi untuk mengoperasionalkannya, itu masih di ranah PUPR. Kami sudah melakukan komunikasi," katanya. Ia mengatakan,  akan menindaklanjuti perintah Ganjar untuk segera menghidupkan semua pompa yang ada. Sebab dirinya membenarkan, jika rumah pompa Mberok adalah tumpuan utama penanganan banjir di kawasan Kota Lama.

 

Zuhrotun Nabillah Safitri

 X AKL 2

4 comments:

  1. Di sinilah tempatnya meraih kemenangan dan menghasilkan pundi2 JUTAAN RUPIAH, yuk teman ke bento 4d jangan ragu dengan bakatnya

    ReplyDelete

Powered by Blogger.