Viral-Mamalia yang Bisa Bertelur dan Belum punah ?? !! (arf)

 

1. Ekidna

2. Platipus

Dahulu kala, sang trenggiling berduri dan platipus berparuh bebek tersebut mendominasi Australia. Kemudian datanglah sepupu mereka yang berwujud hewan marsupial. Binatang berkantung itu menginvasi tanah dan menyapu eksistensi mamalia bertelur. Dari hasil penelitian, monotremata diduga mampu bertahan lantaran nenek moyangnya bisa beradaptasi di air.

Sebelum hijrah ke Australia, hewan marsupial melakukan migrasi dari Asia ke Amerika, lalu ke Antartika. Perjalanannya penuh lika-liku, sampai mereka sering berkelahi dengan hewan lain. Untuk itu, marsupial sudah tertempa untuk siap berkompetisi. Menurut Matthew Phillips, ahli biologi evolusi dari Australian National University, masa lalu sulit tersebut justru menjadi faktor keberhasilan marsupial untuk mendominasi Australia.

Lalu, bagaimana bisa monotremata bertahan hidup?

Mengapa Platipus hidup di darat dan di air?

Seperti yang sudah disinggung di atas, Phillips dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa platipus dan ekidna berhasil melewati invasi marsupial karena nenek moyang mereka mencari perlindungan di air. Dugaan ini masuk akal bagi platypus, sebab ia adalah amfibi.

Bagaimana ekidna yang hanya tinggal di darat?

Robin Beck, mammalogist dari American Museum of Natural History (New York), menyatakan kalau hasil penelitian Phillips Cs menunjukkan gen dan tulang mereka tampak menceritakan kisah yang sama. Masih menurut Beck, sejauh ini ilmuwan belum menemukan fosil yang membuktikan kalau ekidna merupakan hewan air yang bertransisi. Catatan fosil monotremata masih belum lengkap dan harus tetap dikembangkan.

Keberadaan monotremata ini menunjukkan sifat-sifat nenek moyang mereka yang sudah terpaut usia panjang. Selain bertelur, mereka juga memiliki bahu seperti reptil. Fitur itu membuat mereka sulit berlari cepat, tetapi otot lengan dan bahunya jadi kuat. Ekidna pun mampu melakukan manuver penggalian, sementara platypus bisa beraktivitas di air.

Adapun penemuan baru terkait leluhur ekidna dan platypus, para ahli berharap agar hal tersebut bisa digunakan untuk membantu menyusun ulang fitu-fitur kuno yang sudah ditemukan